latest Post

Masukan kata kunci

biografi KH. Zaenal Mustafa



Biografi KH. Zainal Mustafa

KH. Zaenal Mustafa adalah seorang ulama dari Tasikmalaya, Jawa Barat yang gugur ketika melakukan pemberontakan pada masa pendudukan jepang. Pemerintah mengangkatnya sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1972 dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia no. 064/TK/Tahun 1972.
Lahir di Desa Cimerah, Kec. Singaparna, Tasikmalaya pada tahun 1809 dari pasangan Nawapi dan NY. Ratmah. Sewaktu masih kecil bernama Umri dan sepulang dari pesantren berganti nama menjadi Hudaemi. Selain mendapat pendidikan formal di Sekolah Rakyat, ia belajar agama di berbagai pesantren di Jawa Barat yang membuatnya memiliki pengetahuan yang luas dan mahir berbahasa Arab.
Pada tahun 1927 ia mendirikan pesantren yang merupakan cita-citanya. Pesantren yang ia dirikan dinamai Pesantren Sukamana, bertempat di Kampung Cikembang Girang, Des. Cimerah, Kec, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Zaenal Mustafa merupakan kiai muda yang berjiwa revolusioner. Ia menganut pahan pendidikan Non-Cooperation (tidak mau bekerjasama dengan pemerintah Belanda). Secara terang-terang ia mengadakan kegiatan yang membangkitkan semangat kebangsaan dan sikap perlawanan terhadap kebijakan politik Belanda. Akibatnya, 17 November 1941 KH. Zaenal Mustafa, Kiai Rukhiat, H. Syirad, dan Hambali Syaefi ditangkap pemerintah dengan tuduhan telah menghasut  masyarakat untuk memberontak. Mereka dipenjara di Tasikmalaya dan sehari kemudia dipindahkan ke penjara Sukamiskin Bandung. Kemudian dibebaskan pada 10 Januari 1942. Namun sebulan kemudian ditangkap kembali dengan tuduhan yang sama.
Pemerintahan Jepang mengganti kekuasaan Belanda pada Maret 1942 dan membebaskan KH. Zaenal Mustafa dengan harapan dapat membantu Jepang. Namun, ia malah memperingatkan masyarakat bahwa masisme Jepang itu lebih berbahaya. Ia juga menolak melakukan Seikerei. Seikerei adalah membungkuk 90o kea rah matahari terbit untuk menghormati Kaisar Jepang.
Pernah dalam suatu upacara di lapangan Singaparna, para peserta beserta KH. Zaenal Mustafa yang diundang dipaksa melakukan seikerei di bawah todongan senjata. Para peserta tidak kuasa menolak. Namun KH. Zaenal Mustafa dengan tegas menolak dan tetap duduk dengan tenang. Akibatnya terjadi ketengan antara penguasa Jepang dengan KH. Zaenal Mustafa serta para pengikutnya.
Dalam setiap dakwahnya, Ia selalu menekankan pentingnya melawan penjajah kafir, dengan mendengungkan perang jihad. Juga menggiatkan para santrinya untuk latihan fisik dan pencak silat, dan pengajian untuk mempertebal semangat berjuang.
Secara diam-diam santri Sukamanah telah merencakan sabotase terhadap terhadap pemerintah Jepang. Sekelompok kecil santri terlatih akan dikirim ke kota Tasikmalaya untuk melakukan gerakan. Persiapan santri ini tercium Jepang hingga mereka mengirim camat Singaparna dan 11 staf dan beberapa polisi untuk melakukan penangkapan. Alhasil mereka malah ditahan di rumah KH. Zaenal Mustafa. Keesokan harinya mereka dilepaskan dan hanya senjata mereka yang dirampas.
Peristiwa ini merupakan awal sejarah yaitu perlawanan terbuka santri pesantren Sukamanah yang mengakibatkan gugurnya puluhan santri Sukamanah. 86 gugur di medan pertempuran, 4 orang meninggal disiksa di Singaparna, 2 orang meninggal di penjara, 38 orang meninggal di penjara Sukamiskin Bandung, dan 10 orang cacat.
Selain itu sekitar 100-900 orang di penjara di Tasikmalaya. KH. Zaenal Mustafa sempat memberi inturksi rahasia kepada seluruh santri dan para pengikutnya yang ditahan agar tidak mengaku terlibat dalam pertempuran melawan Jepang termasuk sabotase dan kematian para Opsir yang semua pertanggung jawabannya ditanggung sepenuhnya oleh KH. Zaenal Mustafa. Akibatnya 24 orang yang dianggap bersalah termasuk KH. Zaenal Mustafa dibawa ke Jakarta untuk diadili. Namun mereka hilang tak tentu rimbanya.
Belakangan Kepala Erevel Belanda Ancol Jakarta memberi kabar bahwa KH. Zaenal Mustafa telah di eksekusi pada 25 Oktober 1944 dan dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Belanda Ancol Jakarta.

Melalui penelusuran salah seorang santrinya Kolonel Syarif Hidayat, pada tahun 1973 keberadaan makan itu ditemukan di Daeral Ancol, Jakarta Utara. Bersama makam-makam para santrinya yang berada di antara makam-makam tentara Belanda. Pada 25 Agustus 1973 makam itu dipindah ke Sukamanah, Tasikmalaya


untuk download biografinya klik Disini via Google Drive

About Unknown

Unknown
Recommended Posts × +

2 komentar:


  1. Film asy syahiid kh.zaenal musthafa mulai tayang tgl 1 maret 2018 di bioskop 21

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh gitu. masuk film dokumenter atau film biasa?

      Hapus